Pendekatan
Aquatic And Marine Preneurship
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah Sosiologi Perikanan
Nama
Kelompok :
Mia
Berlia (230110130007)
Yuyun
Yunengsah (230110130008)
Endah
Trilestari (230110130015)
Adinda
Noor Hamidah (230110130016)
Roury
Ares Januar L (230110130020)
Suci
Febnikayani (230110130045)
Program
Studi Perikanan
Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas
Padjadjaran
2014
Kata
Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas terselesaikannya makalah ini. Makalah ini kami buat untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Sosiologi Perikanan, dimana penulis mendapatkan tema
yaitu Pendekatan Aquatic and mareine preuhenship di kabupaten Pandeglang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karna itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan demi
sempurnanya makalah ini. semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya.
Jatinangor, 10 Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar................................................................................................... i
Daftar Isi...................................................................................................................................................... ii
Bab I
Pendahuluan ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
Bab II Tinjauan Pustaka.................................................................................... 4
2.1 Pengertian
dan Perkembangan Sosiologi Menurut Para Ahli.............. 4
2.2 Perkembangan Tokoh Sosiologi.......................................................... 5
2.3 Teori Sisiologi Ekonomi...................................................................... 9
Bab III Analisis.................................................................................................... 11
3.1 Sejarah Singkat Kabupaten
Pandeglang............................................. 11
3.2 Kondisi Umum.................................................................................... 12
3.3 Letak Geografis................................................................................... 12
3.4 Aksesibilitas........................................................................................ 13
3.5 Efektivitas Kawasan............................................................................ 14
3.6 Iklim.................................................................................................... 14
3.7 Kondisi Perairan.................................................................................. 15
3.8 Lingkungan Laut................................................................................. 15
3.9 Kondisi Sosial Ekonomi Budaya......................................................... 16
3.10 Kondisi Masyarakat.......................................................................... 16
3.11 Mengentaskan Kemiskinan Pesisir.................................................... 17
3.12 Pendekatan Konservasi..................................................................... 18
Bab IV Penutup ....................................................................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 20
4.2 Saran ................................................................................................... 20
Daftar Pustaka........................................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang sangat luas. Hal ini
merupakan potensi sumber daya terpendam yang sangat besar untuk dikembangkan.
Sektor kelautan dan perikanan sangat dibutuhkan perannya untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
termasuk nelayan dan keluarganya.
Perikanan
adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumber daya alam perikanan
dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan manusia
dengan mengoptimalisasikan dan memelihara produktivitas sumber daya perikanan
dan kelestarian lingkungan.
Sebagian
besar kegiatan perikanan di Indonesia tidak memiliki dasar teori maupun ilmu
pengetahuan yang benar tentang dunia perikanan.
Untuk mengajarkan para petani ikan dan nelayan di kabupaten Pandeglang
tentang dunia perikanan maka dibutuhkan proses penyuluhan yang baik.
Dalam
kegiatan usaha perikanan, terlibat tiga unsur utama yaitu komoditas perikanan,
lingkungan dan manusia sebagai pengelolanya. Upaya meningkatkan pendapatan
rumah tangga nelayan dapat dilakukan melalui perbaikan pengelolaan proses
produksi dan pasca panen perikanan tangkap maupun budidaya, penerapan teknologi
yang tepat, memperbaiki keadaan lingkungan, serta sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan manajemen dan sumber daya manusianya.
1.2 Tujuan
Meninjau
kegiatan perikanan dan kelautan yang ada di kabupaten Pandeglang serta meninjau
penyuluhan yang sudah dilakukan guna meningkatkan sumber daya manusia pada
bidang perikanan dan kelautan yang dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
para nelayan dan petani ikan yang ada di kabupaten Pandeglang.
1.3
Rumusan
Masalah
Usaha penangkapan ikan baik di
perikanan maupun kelautan merupakan
bentuk kegiatan ekonomi, dimana faktor keuntungan adalah tujuan akhir para
petani ikan dan nelayan. Keuntungan pada usaha penangkapan ikan dilakukan
dengan meningkatkan produksi jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Peningkatan produksi hasil tangkapan menunjukkan meningkatnya intensitas atau
frekuensi penangkapan terhadap sumberdaya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Peningkatan intensitas penangkapan ikan akan memberikan dampak positif dan
negatif, positifnya adalah adanya peningkatan produksi yang dapat
memberikan keuntungan. Dampak negatif adalah apabila intensitas penangkapan
yang dilakukan tidak seimbang dengan potensi sumberdaya ikan akan terjadi
pengurangan stok dan pada akhirnya akan terjadi penurunan produksi hasil
tangkapan.
Uraian tersebut diatas menunjukkan
bahwa kegiatan penangkapan ikan membutuhkan adanya tindakan pengelolaan
sehingga upaya penangkapan dilakukan berdasarkan kemampuan produksi atau
keadaan stok dari sumberdaya ikan yang menjadi tujuan penangkapan, dengan demikian
usaha penangkapan ikan dapat
berkelanjutan. Tindakan pengelolaan membutuhkan adanya informasi tentang
potensi lestari sumberdaya ikan secara ekonomi yang menjadi tujuan penangkapan
serta jumlah alat penangkapan ikan yang optimal. Keseimbangan antara kegiatan
penangkapan ikan dengan ketersediaan sumberdaya ikan adalah optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya ikan yang menjadi tujuan penangkapan melalui tindakan
penyuluhan.
Sedangkan petani ikan dan nelayan di kabupaten
Pandeglang yang belum mengetahui tentang teori budidaya serta teori – teori
lainnya tentang dunia perikanan. Hal ini menyebabkan pendapatan masyarakat di
kabupaten Pandeglang tidak maksimal dan
pada akhirnya akan menyebabkan kemiskinan.
Untuk mengatasi masalah ini, harus dilakukan
penyuluhan oleh dinas perikanan dan kelautan maupun pihak lain yang memiliki
pengetahuan tentang perikanan dan kelautan. Penyuluhan tersebut harus dilakukan
dengan langsung terjun ke lapangan dan mempraktekkannya, sehingga para petani
ikan dan nelayan yang menjadi peserta penyuluhan percaya dan mau melakukan
segala sesuatu yang diajarkan dalam penyuluhan tersebut.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Suatu
masyarakat tidak dapat maju dengan sendirinya tanpa adanya pembangunan.
Pembangunan itu sendiri akan berlangsung bila masyarakat telah dapat lepas dari
problema kehidupan yang dihadapi. Sebagian besar masyarakat memiliki persoalan
kehidupan yang spesifik. Petani ikan dan nelayan memiliki persoalan kehidupan
yang khas, yang umumnya masih berkutat dengan persoalan peningkatan taraf hidup
dan kesejahteraan seperti yang terjadi di kabupaten Pandeglang. Dengan semakin
berkembangnya inovasi dan teknologi di bidang perikanan, maka diperlukan sebuah
kegiatan untuk melakukan perubahan-perubahan kepada masyarakat.
2.1 Pengertian dan Perkembangan
Sosiologi Menurut Para Ahli
Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli:
1.Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
3. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
4. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
5. Menurut Roucek & Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok sosial.
6. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
7. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
8. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
1.Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
3. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
4. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
5. Menurut Roucek & Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok sosial.
6. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
7. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
8. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
2.2 Perkembangan Tokoh
Sosiologi
Tokoh-tokoh yang mempengaruhi perkembangan sosiologi
1. Ibnu Khaldun (1332-1406)
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia, Afrika Utara, 27 Mei
1332 (Faghirazadeh, 1982). Ia kahir dari keluarga terpelajar, dimasukkan ke
sekolah Al-Quran, kemudian mempelajari matematika dan sejarah. Semasa hidupnya
ia membantu berbagai Sultan di Tunisia, Maroko, Spanyol dan Al-Jazair sebagai
duta besar, bendaharawan dan anggota dewan penasehat sultan.
Adapun pendapat Khaldun tentang watak-watak
masayarakat manusia dijadikannya sebagai landasan konsepsinya bahwa kebudayaan
dalam berbagai bangsa berkembang melalui empat mazhab yaitu fase primitif atau
nomaden, fase urbanisasi, fase kemewahan, dan fase kemunduran yang mengantarkan
kehancuran. Kemudian keempat perkembangan ini oleh Khaldun sering disebut
dengan fase pembangun, pemberi gambar gembira, penurut, dan penghancur.
2. Auguste Comte (1789-1857)
Auguste Comte lahir di Mountpelier Perancis, 19
Januari 1798. Ia merupakan bapak sosiologi,
orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi (sociusdanlogos).
Pengaruhnya besar sekali terhadap para teoritis sosiologi selanjutnya (terutama
Hebert Spencer dan Emile Durkheim). Dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu
social statistic (statika sosial atau struktur sosial yang ada) dansocial
dynamic (dinamika sosial atau perubahan sosial).
Sebagai
social statistik, sosiologi merupakan sebuah ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Sebagai social dinamik, meneropong bagaimana lembaga-lembaga
itu berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa. Landasan
pendekatan Comte ialah teori evolusinya atau hukum tiga tingkatan. Ia
menyatakan ada tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui dunia di sepanjang
sejarahnya. Pertama, tahap teologis menekankan pada keyakinan bahwa
kekuatan adikodrati, tokoh agama, dan keteladanan kemanusiaan menjadi dasar
segala sesuatu. Kedua, tahap metafisik ditandai oleh keyakinan bahwa
kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukannya dewa-dewa
personal. Ketiga, tahap positivistik yang ditandai oleh keyakinan
terhadap ilmu sains. Manusia mulai cenderung menghentikan penelitian terhadap
(Tuhan atau alam) dan dunia sosial guna mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya.
Dalam teorinya tentang dunia, Comte menyatakan bahwa
kekacauan intelektual menyebabkan kekacauan sosial. Menurut pandangannya,
kehidupan di dunia ini sudah cukup kacau, dan yang dibutuhkan dunia adalah
perubahan intelektual. Ada beberapa aspek lain yang juga berperan penting dalam
pengembangan teori sosiologi. Ia menyatakan bahwa kita harus memperhatikan
struktur sosial dan perubahan sosial. Ia menekankan besarnya peran konsesnsus
dalam masyarakat. Dan ia juga menekankan perlunya memahami teori abstrak dan
melakukan riset sosiologi. Comte yakin sosiologi akhirnya akan menjadi kekuatan
ilmiah dominan di dunia karena kemampuan istimewanya dalam menafsirkan hukum
sosial dan melakukan reformasi yang bertujuan menyelesaikan masalah dalam
sistem.
Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar
fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian
perbandingan antara berbagai masyarakat yang berlainan. Hasilkarya Comte yang
terutama adalah :
- The Scientific Labors Necerssary for Reorganization of Society (1822);
- The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840);
- Subjective Synthesis (1820-1903).
3. Karl Marx (1818-1883)
Karl
Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. Ia adalah seorang ahli filsafat
sejarah Jerman. Marx hidup selama abad ke-19, yaitu saat kapitalisme merajai
wilayah Eropa dan Amerika.
Marx yakin bahwa setiap manusia perlu bekerja di dalam
dan dengan alam. Produktivitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan
mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang mereka miliki. Dengan kata
lain manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Mereka perlu bekerja
bersama untuk menghasilkan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk hidup.
Melalui perjalanan sejarah, proses alamiah ini dihancurkan, dan mencapai titik
puncaknya dalam kapitalisme. Kapitalisme pada dasarnya adalah sebuah struktur
yang membuat batas pemisah antara seorang individu dan proses produksi, produk
yang diproses dan orang lain, dan akhirnya juga memisahkan diri individu itu
sendiri.
Dalam terminologi sarjana beraliran Marxist, tanaman
produksi, pabrik baja, dan yang serupanya disebut sebagai alat-alat produksi,
dan mereka yang menjadi pemiliknya disebut dengan kaum borjuis. Para pekerja
yang menjual tenaganya untuk kaum borjuis itu disebut kaum proletar. Marx
percaya bahwa setiap masyarakat kapitalis pada akhirnya akan terpecah oleh
konflik antara kaum borjuis dan proletar.
Menurut Marx, kapitalisme di dalamnya memiliki
penyebab-penyebab kerusakannya. Kaum borjuis memberi upah yang sangat rendah
sehingga kaum proletar hampir tidak mungkin bertahan hidup. Marx memberi
prediksi bahwa kehidupan para pekerja yang sengsara itu akan memberi penyadaran
bahwa satu-satunya cara untuk keluar dari kesengsaraan itu adalah dengan
bersatu dan melakukan revolusi. Marx juga percaya bahwa sifat dasar pekerja
industri juga memberi kontribusi bagi kejatuhan kapitalisme. Marx yakin bahwa
tragedi kapitalisme terjadi dengan cara bahwa suatu sistem mentransformasikan
kerja dari sesuatu yang bermakna menjadi sesuatu yang tidak bermakna.
4. Emile Durkheim (1858-1917)
Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis 15 April. Dia
adalah seorang sosiolog teoritis dan praktisi pendidikan. Durkheim fokus kepada
kesatuan masyarakat. Menurutnya,
sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial. Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan
solidaritas.
Ia membedakan antara dua tipe utama solidaritas:
solidaritas mekanis, dan solidaritas organis. Lambat laun pembagian kerja dalam
masyarakat semakin berkembang sehingga solidaritasmekanis berubah menjadi solidaritas
organis.
Dalam The Rule of Sosiological Method
(1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa
yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosial. Ia membayangkan fakta sosial sebagai
kekuatan dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu. Ia
juga membedakan antara dua tipe fakta sosial: material dan nonmaterial.
Ia menyimpulkan bahwa masyarakat primitif dipersatukan terutama oleh fakta
sosial nonmaterial. Sedangkan masyarakat modern, kekuatan kesadaran kolektif
telah menurun, pembagian kerja yang ruwet, yang mengikat orang yang satu dengan
orang lainnya dalam hubungan saling tergantung. Dan dalam karyanya yang
terakhir, The Elementary Forms of Religious Life (1912/1965) Durkheim yakin
bahwa sumber agama adalah masyarakat itu sendiri. Dalam agama primitif benda-benda seperti tumbuh-tumbuhan dan
binatang didewakan. Akhirnya Durkheim menyimpulkan bahwa masyarakat dan agama
adalah satu dan sama.
Dalam masalah sosiologi, ia mengklasifikasikan
pembagian sosiologi atas tujuh kelompok, yaitu:
1.
Sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia.
2.
Sosiologi agama
3.
Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi
social, perkawinan dan keluarga.
4.
Sosiologitentang kejahatan
5.
Sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja
6.
Demografi yang mencakup masyarakat pedesaan dan perkotaan
7.
Sosiologi estetika
Hasil karyanya yang terkemuka:
1. The Social
Division of Labor (1893)
2. The Rules of
Sociological Method (1895)
3. The
Elementary Forms of Religious (1912)
2.3
Teori
Sosiologi Ekonomi
2.3.a Gambaran
Umum Sosiologi Ekonomi
Sosiologi berasal
dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti
kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara
bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek dari
sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan
dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan
kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan
sosialnya. Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau
fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas
sosial.
Tokoh utama
dalam sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang
merupakan manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada
masyarakat luas. Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia
internasional. Di Indonesia juga memiliki tokoh utama dalam ilmu sosiologi yang
disebut sebagai Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan / Selo Sumarjan
/ Selo Sumardjan.
BAB III
ANALISIS
3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Pandeglang
Menurut sejarah pada tahun 1089 Banten terpaksa
harus menyerahkan wilayahnya yaitu Lampung kepada VOC (Batavia).Saat itu
Banten dipimpin oleh Sultan Muhamad menyusun strategi untuk melawan kekuasaan VOC.
Sultan Muhamad menjadikan Pandeglang sebagai wilayah untuk menyusun
kekuatan.Kekuatan kesultanan dipencar ke pelosok Pandeglang seperti di kaki
gunung karang dan di pantai.
Pandeglang dalam percaturan sejarah Kesultanan
Banten telah terbukti merupakan daerah yang strategis.Hal ini bisa terlihat
dari berbagai peninggalan sejarah yang terdapat di wilayah Pandeglang. Semua
itu tidak hanya membekas pada benda yang berwujud tetapi juga membekas pada
kultur kehidupan masyarakat Pandeglang. Peninggalan sejarah Kesultanan Banten
nampak dari seni budaya yang ada di Pandeglang. Misalnya, Pandeglang merupakan
kota santri sebagai daerah historis, patriotis dan agamis. Julukan ini tidak
serta merta timbul dengan sendirinya akan tetapi karena bentangan sejarah telah
mencatatnya.
Berdasarkan staatsblad 1874 No. 73 ordonansi
tanggal 1 Maret 1874 mulai berlaku 1 April 1874 menyebutkan pembagian daerah,
diantaranya Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 9 (Sembilan) distrik atau
kewedanan. Pembagian ini menjadi Kewedanan Pandeglang, Baros, Ciomas, Kolelet,
Cimanuk, Caringin, Panimbang, Menes dan Cibaliung.Menurut data di atas,
Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874 telah ada pemerintahan. Lebih jelas lagi
dalam ordonansi 1877 Nomor 224 tentang batasbatas keresidenan Banten,
termasuk batas-batas Kabupaten Pandeglang dalam Tahun 1925 Nomor XI. Maka jelas
Kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri tidak di bawah penguasaan
Keresidenan Banten.
Dari fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan, yaitu
pada Tahun 1828 Pandeglang sudah merupakan pusat pemerintahan distrik.Pada
Tahun 1874 Pandeglang merupakan kabupaten.Pada Tahun 1882 Pandeglang merupakan
kabupaten dan distrik kewedanan.Pada Tahun 1925 Kabupaten Pandeglang
telahberdiri sendiri.Maka pada Tanggal 1 April 1874 ditetapkan sebagai hari
jadi Kabupaten Pandeglang.
3.2 Kondisi umum
Kabupaten Pandeglang merupakan
kabupaten di Provinsi Banten yang memiliki kondisi terumbu karang yang masih
baik jika dibandingkan kabupaten lainnya.Dasar hukum penetapan KKLD
Kab.Pandeglang adalah SK Bupati Nomor 660/Kep.369-Huk/2007.
Provinsi : Banten
Kabupaten / Kota : Pandeglang
Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Laut Pandeglang
Dasar Hukum : Keputusan Bupati Pandeglang
Nomor : 660/Kep.369 - Huk/2007
Tipe Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan
Daerah
Luas Kawasan : 7,391.00
Kategori IUCN : VI
Garis Lintang : 6021' - 7010' LS
Garis
Bujur : 104048’ - 106011’
BT
3.3 Letak Geografis
Wilayah Kabupaten Pandeglang secara
geografis terletak antara 60 21' - 70 10'Lintang selatan dan
1040 48' - 1060 11' Bujur timur dengan luas daerah 2.747
km2 dan sebesar 29,98 persen dari luas Provinsi Banten.Luas wilayahnya 2.747
km², dan jumlah penduduknya 1,585 juta jiwa (2008).Kabupaten Pandeglang terdiri
atas 35 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat
pemerintahan di Kecamatan Pandeglang, yang berada di bagian utara wilayah
kabupaten, Pusat perekonomian Kabupaten Pandeglang terletak di dua kota yakni
Kota Pandeglang dan Labuan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang
merupakan dataran rendah dan dataran bergelombang.Kawasan selatan terdapat
rangkaian pegunungan.Sungai yang mengalir diantaranya Sungai Ciliman yang
mengalir ke arah barat, dan Sungai Cibaliung yang mengalir ke arah selatan.
Gambar Peta Kabupaten
Pandeglang Banten
3.4 Aksesibilitas
Aksebilitas menuju kab.Pandeglang dapat
ditempuh dengan Jalan darat menggunakan kendaraan pribadi ataupun umum.
Kab.Pandeglang berjarak 111 KM dari Jakarta dengan waktu tempuh sekitar 2.5 Jam
sampai 3 jam dari jakarta.
3.5 Efektivitas Kawasan
Informasi
Tambahan :Kabupaten yang berada di Ujung
Barat dari Provinsi Banten ini mempunyai batas administrasi, sebagai berikut:
sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang, sebelah Selatan berbatasan
Samudra Indonesia, sebelah Barat berbatasan Selat Sunda, sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Lebak.Wilayahnya juga mencakup Pulau Panaitan
disebelah barat, dipisahkan dengan Selat Panaitan, serta sejumlah pulau-pulau
kecil di Samudra Hindia, termasuk Pulau Deli dan Pulau Tinjil.Semenanjung Ujung
Kulon merupakan ujung paling barat Pulau Jawa.
Gambar Pantai di Kawasan Pandeglang
3.6 Iklim
Suhu udara di Kabupaten Pandeglang
berkisar antara 22,50C – 27,90C.Pada daerah pantai, suhu udara bisa mencapai
220C – 320C, sedangkan di daerah pegunungan berkisar antara 180C – 290C.
Kabupaten Pandeglang memiliki curah hujan antara 2.000 – 4.000 mm per tahun
dengan rata-rata curah hujan 3.814 mm dan mempunyai 177 hari hujan rata-rata
per tahun serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.010 milibar. Iklim di
wilayah Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan
Gelombang La Nina atau El Nino (Banten Dalam Angka, 2004).Saat musim penghujan
(Nopember-Maret) cuaca didominasi oleh Angin Barat (dari Samudra Hindia sebelah
Selatan India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina
Selatan.Pada musim kemarau (Juni-Agustus), cuaca didominasi oleh Angin Timur
yang menyebabkan Kabupaten Pandeglang mengalami kekeringan, terutama di wilayah
bagian Utara, terlebih lagi bila berlangsung El Nino.
3.7 Kondisi Perairan
Kondisi Ekonomi Perairan
Di perairan Kabupaten Pandeglang terdapat penutupan
karang keras yang bervariasi dari buruk sekali hingga baik. Kondisi terburuk
ditemukan di Karang Kabua karena lokasi ini didepan pelabuhan perikanan dan
banyak aktivitas manusia disekitarnya. Kondisi terbaik dapat ditemukan di 3
lokasi yaitu Pulau Liwungan, Pulau Badul dan Karang Badul dengan penutupan
karang hidup diatas 60 %. Nilai CFDI (coral fish diversity index) di perairan
Kabupaten Pandeglang sebesar 106 dengan estimasi total fauna sebanyak 338.745 spesies.
Hal ini berarti perairan pandeglang memiliki keanekaragaman spesies yang
termasuk kategori buruk (poor), namun di lokasi pengamatan Pulau Badul masih
dalam kategori sedang.Rata-rata kelimpahan ikan karang secara keseluruhan
sebesar 9.783 ind.ha-1. Di Pandeglang juga terdapat 7 situ yang luasnya 580 ha sebagai sebaran air di permukaan yang berfungsi sebagai sumber
daya air di Kabupaten Pandeglang.
3.8 Lingkungan Laut
Lingkungan
laut di Kabupaten Pandeglang bagian
barat, yang berbatasan dengan Selat Sunda. Selat Sunda disamping Alur Laut
Kepulauan Indonesia (ALKI), juga merupakan perairan yang sangat menarik, sebab
pada musim timuran, saat terjadi surut di Samudera Hindia akan terjadi
pertemuan dua arus di Samudera Hindia dengan masa air laut dari Laut Jawa yang
berbeda karakteristiknya. Pada pertemuan dua masa air laut ini biasanya diikuti
oleh banyaknya ikan.
Pada musim
baratan, curah hujan di DAS Ciliman yang bermuara ke Teluk Lada sangat besar,
sehingga debit air yang mengalir ke Teluk Lada menyebabkan menurunnya salinitas
air laut. Di pihak lain perairan seperti itu merupakan daerah subur bagi
ikan-ikan yang hidup di perairan payau yang bermigrasi ke laut. Biota laut
Selat Sunda relatif kaya (beragam) dan sangat spesifik.
3.9 Kondisi Sosial Ekonomi
Budaya
-
Mata Pencaharian
Sektor
Pertanian merupakan sektor dominan
-
Potensi Perikanan
Potensi sumberdaya perikanan laut
masih sangat terbuka untuk dilakukannya intensifikasi dan ekstensifikasi
(pengembangan) produksi, mengingat Kabupaten Pandeglang memiliki panjang pantai
307 km yang membentang sepanjang pesisir Barat dan selatan kabupaten Pandeglang
sampai perbatasan Malingping (kabupaten Lebak).Intensifikasi dan ekstensifikasi
sumberdaya perikanan laut ini dapat dilakukan pengembangan industry pengalengan/penjemuran/pengeriangan
ikan, optimalisasi fungsi Tempat Pelelangan Ikan (TPI).Pembangunan tembak dan
hatchery.Demikian juga dengan pengembangan perikanan darat (air tawar) sebagai
kegiatan substitusi dari usaha pertanian lahan basah (padi), disamping
ketersediaan lahan budidaya dan sumber mata air yang cukup banyak.
3.10 Kondisi Masyarakat
Masyarakat di kabupaten Pandeglang
di dominasi masyarakat pesisir yang
difokuskan pada kelompok nelayan dan pembudidaya ikan serta pedagang dan
pengolah ikan. Kelompok ini secara langsung mengusahakan dan memanfaatkan sumberdaya ikan melalui kegiatan
penangkapan dan budidaya. Kelompok ini pula yang mendominasi pemukiman di
wilayah pesisir di seluruh Indonesia, di pantai pulau-pulau besar dankecil.
Sebagian masyarakat nelayan pesisir ini adalah pengusaha skala kecil dan
menengah. Namun lebih banyak dari mereka yang bersifat subsisten, menjalani
usaha dan kegiatan ekonominya untuk menghidupi keluarga sendiri, dengan skala
yang begitu kecil sehingga hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka
waktu sangat pendek.
Dari sisi skala usaha perikanan di
kabupaten Pandeglang, kelompok masyarakat pesisir miskin diantaranya terdiri dari rumah tangga perikanan yang
menangkap ikan tanpa menggunakan perahu, menggunakan perahu tanpa motor dan perahu bermotor tempel. Dengan skala usaha
ini, rumah tangga ini hanya mampu menangkap ikan di daerah dekat pantai. Dalam
kasus tertentu, memang mereka dapat pergi
jauh dari pantai dengan cara bekerjasama sebagai mitra perusahaan besar. Namun
usaha dengan hubungan kemitraan
seperti tidak begitu banyak dan berarti dibandingkan dengan jumlah rumah tangga yang begitu banyak.
3.11 Mengentaskan
Kemiskinan Masyarakat Pesisir
Berbagai
program, proyek dan kegiatan telah dilakukan untuk mengentaskan nelayan
darikemiskinan di kbipaten Pandeglang.Desa-desa pesisir
semakin hari semakin luas areanya
dan banyak jumlahnya. Karena itu meskipun banyak upaya telahdilakukan, umumnya
bisa dikatakan bahwa upaya-upaya tersebut belum membawa hasil yang memuaskan.
Salah
satunya dengan motorisasi armada nelayan skala kecil, yaitu program yang dikembangkan pada awal tahun 1980-an
untuk meningkatkan produktivitas. Program motorisasi dilaksanakan di daerah
padat nelayan, juga sebagai respons atas dikeluarkannya Keppres No. 39 tahun
1980 tentang penghapusanpukat harimau. Program ini semacam kompensasi untuk
meningkatkan produksi udang nasional.
Namun
ternyata motorisasi armada ini banyak gagal karena tidak tepat sasaran yaitu
bias melawan nelayan kecil, dimanipulasi oleh aparat dan elit demi untuk
kepentingan mereka dan bukannya untuk kepentingan nelayan. Akan tetapi program
motorisasi ini juga membawa dampak positip, dilihat dari bertambahnya
jumlah perahu bermotor di banyak
daerah di Indo-nesia. Saat ini bila ada program pemerintah untuk mengadakan
armada kapal/perahu nelayan, atau bila
ada rencana investasi oleh nelayan,
selalu pengadaan motor penggerak perahu menjadi permintaan nelayan.
Program lain yang dikembangkan untuk mengentaskan
kemiskinan adalah pengembangan nilai tambah melalui penerapan sistem rantai
dingin (cold chain system). Sistem rantai dingin adalah penerapan cara-cara
penanganan ikan dengan
menggunakan es guna menghindari
kemunduran mutu ikan. Dikatakan sistem rantai dingin karena esensinya yaitu
menggunakan es di sepanjang rantai pemasaran dan transportasi ikan, yaitu
sejakditangkap atau diangkat dari laut hingga ikan tiba di pasar eceran atau di
tangan konsumen.
3.12 Pendekatan Konservasi
Ø Pariwisata
Kabupaten Pandeglang memiliki potensi pariwisata
diantaranya sumber mata air panas Cisolong yang terletak di Kecamatan Banjar,
situ Cikedal di kecamatan Cikedal, Pantai Carita yang terletak di Kecamatan
Labuan, Kolam Renang Alam Cikoromoy di Kecamatan Mandalawangi, wisata Pantai
Bama di Kecamatan Pagelaran, wisata Tanjung Lesung di Kecamatan Panimbang. Dari
kabupaten ini juga menjadi pintu masuk menuju Taman Nasional Ujung Kulon yaitu
melalui Kecamatan Panimbang yang merupakan batas timur dari taman nasional
Daerah pantai di Pandeglang Banten menjadi salah
satu andalan di sektor pariwisata di daerah pulau Jawa, seperti Pantai Carita,
Tanjung Lesung, Taman Nasional Ujung Kulon dan objek wisata lainnya. Pandeglang
yang hampir setiap akhir pekannya selalu di jadikan primadona kunjungan
wisatawan baik dari Banten maupun luar Banten,
Dengan jumlah penduduk sekitar 1.120.500 jiwa atau
12,45% dari total penduduk Provinsi Banten yang memiliki kultur masyarakatnya
yang agamis, histories, dan patriotis, pemerintah setempat telah mampu
mengembangkan perpaduan pembangunan di segala bidang seperti sector pertanian,
perumahan, dan industri kecil untuk mengimbangi dan mendukung pesatnya
perkembangan pariwisata.
Menyebut Pandeglang sebagai daerah yang memiliki
potensi wisata, memang benar adanya. Pandeglang adalah sebuah kota kecil di
Perbatasan Kabupaten Lebak dengan Kabupaten Serang bagian Barat, merupakan
daerah yang sampai saat ini masih alami.
Belum banyak potensi alam yang disentuh dengan tangan manusia apalagi teknologi.Keaslian
inilah yang merupakan aset Pandeglang untuk dapat berkembang menjadi daerah
tujuan wisata. Di Pandeglang juga banyak ditemukan objek wisata bernuansa
mistis yang memiliki nilai spiritual dan magis serta diyakini menyimpan
kekuatan gaib. Adapun beberapa objek wisata yang dimaksud adalah Obyek Wisata
Batu Qur‟an.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Potensi
sumberdaya perikanan laut masih sangat terbuka untuk dilakukannya intensifikasi
dan ekstensifikasi (pengembangan) produksi, mengingat Kabupaten Pandeglang
memiliki panjang pantai 307 km yang membentang sepanjang pesisir Barat dan
selatan kabupaten Pandeglang sampai perbatasan Malingping (kabupaten Lebak). Intensifikasi
dan ekstensifikasi sumberdaya perikanan laut ini dapat dilakukan pengembangan
industri pengalengan/penjemuran/pengeriangan ikan, optimalisasi fungsi Tempat
Pelelangan Ikan (TPI). Pembangunan tembak dan hatchery. Demikian juga dengan
pengembangan perikanan darat (air tawar) sebagai kegiatan substitusi dari usaha
pertanian lahan basah (padi), disamping ketersediaan lahan budidaya dan sumber
mata air yang cukup banyak.
4.2 Saran
Potensi perikanan dan kelautan di
kabupaten Pandeglang harus lah mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya
perhatian di dalam segi pengelolaannya. Para petani ikan dan nelayan merasa perlu
diberi penyuluhan untuk mendapatkan suatu cara pemanfaatan di kabupaten
pandeglang yang benar. Di kabupaten Pandeglang jumlah penyuluh perikanan
sangatlah kurang dan jika adapun itu bukan dari penyuluhan perikanan asli
melainkan orang dari penyuluhan pertanian, hal ini harus lah menjadi titik
perhatian dari pemerintah. Pemerintah seharusnya menambah jumlah penyuluhan
perikanan yang betul-betul mengerti tentang perikanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2007.http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/basisdata-kawasan-konservasi/details/1/77. Diakses pada tanggal 1 Maret 2014.Pada
pukul 23.00 WIB.
Antonim, 2002. http://www.dephut.go.id/Halaman/PDF/renstra02-06.pdf.
Diakses pada tanggal 3 Maret 2014.Pada pukul 22.04 WIB
Antonim, 2012.
http://ahmadfatchur.blogspot.com/2012/12/definisi-sosiologi menurut-para-ahli.html. Di akses pada
tanggal 5 Maret 2014. Pada pukul 20.00 WIB
Antonim, 2013.
http://dheriot.blogspot.com/2013/09/lengkap-perkembangan-sosiologi-dan.html. Di
akses pada tanggal 5 Maret 2014. Pada pukul 20.30 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar