expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 16 Maret 2014

Kelompok 5 Pandeglang Banten



Pendekatan Aquatic And Marine Preneurship
Pandeglang Banten
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah Sosiologi Perikanan



Nama Kelompok :
Mia Berlia                               (230110130007)
Yuyun Yunengsah                  (230110130008)
Endah Trilestari                       (230110130015)
Adinda Noor Hamidah           (230110130016)
Roury Ares Januar L               (230110130020)
Suci Febnikayani                     (230110130045)


Program Studi Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran
2014





Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah ini. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sosiologi Perikanan, dimana penulis mendapatkan tema yaitu Pendekatan Aquatic and mareine preuhenship di kabupaten Pandeglang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan demi sempurnanya makalah ini. semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.




Jatinangor, 10 Maret 2014
Penulis








DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................... i
Daftar Isi...................................................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
Bab II Tinjauan Pustaka.................................................................................... 4
2.1 Pengertian dan Perkembangan Sosiologi Menurut Para Ahli.............. 4
2.2 Perkembangan Tokoh Sosiologi.......................................................... 5
2.3 Teori Sisiologi Ekonomi...................................................................... 9
Bab III Analisis.................................................................................................... 11
3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Pandeglang............................................. 11
3.2 Kondisi Umum.................................................................................... 12
3.3 Letak Geografis................................................................................... 12
3.4 Aksesibilitas........................................................................................ 13
3.5 Efektivitas Kawasan............................................................................ 14
3.6 Iklim.................................................................................................... 14
3.7 Kondisi Perairan.................................................................................. 15
3.8 Lingkungan Laut................................................................................. 15
3.9 Kondisi Sosial Ekonomi Budaya......................................................... 16
3.10 Kondisi Masyarakat.......................................................................... 16
3.11 Mengentaskan Kemiskinan Pesisir.................................................... 17
3.12 Pendekatan Konservasi..................................................................... 18

Bab IV Penutup ....................................................................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 20
4.2 Saran ................................................................................................... 20
Daftar Pustaka........................................................................................................................................... iii










BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang sangat luas. Hal ini merupakan potensi sumber daya terpendam yang sangat besar untuk dikembangkan. Sektor kelautan dan perikanan sangat dibutuhkan perannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk nelayan dan keluarganya.
Perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumber daya alam perikanan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan manusia dengan mengoptimalisasikan dan memelihara produktivitas sumber daya perikanan dan kelestarian lingkungan.
Sebagian besar kegiatan perikanan di Indonesia tidak memiliki dasar teori maupun ilmu pengetahuan yang benar tentang dunia perikanan.  Untuk mengajarkan para petani ikan dan nelayan di kabupaten Pandeglang tentang dunia perikanan maka dibutuhkan proses penyuluhan yang baik.
Dalam kegiatan usaha perikanan, terlibat tiga unsur utama yaitu komoditas perikanan, lingkungan dan manusia sebagai pengelolanya. Upaya meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan dapat dilakukan melalui perbaikan pengelolaan proses produksi dan pasca panen perikanan tangkap maupun budidaya, penerapan teknologi yang tepat, memperbaiki keadaan lingkungan, serta sangat penting untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan sumber daya manusianya.


1.2 Tujuan
Meninjau kegiatan perikanan dan kelautan yang ada di kabupaten Pandeglang serta meninjau penyuluhan yang sudah dilakukan guna meningkatkan sumber daya manusia pada bidang perikanan dan kelautan yang dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para nelayan dan petani ikan yang ada di kabupaten Pandeglang.
1.3  Rumusan Masalah
Usaha penangkapan ikan baik di perikanan maupun kelautan  merupakan bentuk kegiatan ekonomi, dimana faktor keuntungan adalah tujuan akhir para petani ikan dan nelayan. Keuntungan pada usaha penangkapan ikan dilakukan dengan meningkatkan produksi jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Peningkatan produksi hasil tangkapan menunjukkan meningkatnya intensitas atau frekuensi penangkapan terhadap sumberdaya ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Peningkatan intensitas penangkapan ikan akan memberikan dampak positif dan negatif, positifnya adalah adanya peningkatan produksi yang dapat memberikan keuntungan. Dampak negatif adalah apabila intensitas penangkapan yang dilakukan tidak seimbang dengan potensi sumberdaya ikan akan terjadi pengurangan stok dan pada akhirnya akan terjadi penurunan produksi hasil tangkapan.
Uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa kegiatan penangkapan ikan membutuhkan adanya tindakan pengelolaan sehingga upaya penangkapan dilakukan berdasarkan kemampuan produksi atau keadaan stok dari sumberdaya ikan yang menjadi tujuan penangkapan, dengan demikian usaha penangkapan ikan dapat  berkelanjutan. Tindakan pengelolaan membutuhkan adanya informasi tentang potensi lestari sumberdaya ikan secara ekonomi yang menjadi tujuan penangkapan serta jumlah alat penangkapan ikan yang optimal. Keseimbangan antara kegiatan penangkapan ikan dengan ketersediaan sumberdaya ikan adalah optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan yang menjadi tujuan penangkapan melalui tindakan penyuluhan.
Sedangkan  petani ikan dan nelayan di kabupaten Pandeglang yang belum mengetahui tentang teori budidaya serta teori – teori lainnya tentang dunia perikanan. Hal ini menyebabkan pendapatan masyarakat di kabupaten Pandeglang  tidak maksimal dan pada akhirnya akan menyebabkan kemiskinan.
 Untuk mengatasi masalah ini, harus dilakukan penyuluhan oleh dinas perikanan dan kelautan maupun pihak lain yang memiliki pengetahuan tentang perikanan dan kelautan. Penyuluhan tersebut harus dilakukan dengan langsung terjun ke lapangan dan mempraktekkannya, sehingga para petani ikan dan nelayan yang menjadi peserta penyuluhan percaya dan mau melakukan segala sesuatu yang diajarkan dalam penyuluhan tersebut.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 Suatu masyarakat tidak dapat maju dengan sendirinya tanpa adanya pembangunan. Pembangunan itu sendiri akan berlangsung bila masyarakat telah dapat lepas dari problema kehidupan yang dihadapi. Sebagian besar masyarakat memiliki persoalan kehidupan yang spesifik. Petani ikan dan nelayan memiliki persoalan kehidupan yang khas, yang umumnya masih berkutat dengan persoalan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan seperti yang terjadi di kabupaten Pandeglang. Dengan semakin berkembangnya inovasi dan teknologi di bidang perikanan, maka diperlukan sebuah kegiatan untuk melakukan perubahan-perubahan kepada masyarakat.
2.1 Pengertian dan Perkembangan Sosiologi Menurut Para Ahli
Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli:
1.Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
3. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
4. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
5. Menurut Roucek & Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok sosial.
6. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
7. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
8. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

2.2 Perkembangan Tokoh Sosiologi
Tokoh-tokoh yang mempengaruhi perkembangan sosiologi
1. Ibnu Khaldun (1332-1406)
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia, Afrika Utara, 27 Mei 1332 (Faghirazadeh, 1982). Ia kahir dari keluarga terpelajar, dimasukkan ke sekolah Al-Quran, kemudian mempelajari matematika dan sejarah. Semasa hidupnya ia membantu berbagai Sultan di Tunisia, Maroko, Spanyol dan Al-Jazair sebagai duta besar, bendaharawan dan anggota dewan penasehat sultan.
Adapun pendapat Khaldun tentang watak-watak masayarakat manusia dijadikannya sebagai landasan konsepsinya bahwa kebudayaan dalam berbagai bangsa berkembang melalui empat mazhab yaitu fase primitif atau nomaden, fase urbanisasi, fase kemewahan, dan fase kemunduran yang mengantarkan kehancuran. Kemudian keempat perkembangan ini oleh Khaldun sering disebut dengan fase pembangun, pemberi gambar gembira, penurut, dan penghancur.
2. Auguste Comte (1789-1857)
Auguste Comte lahir di Mountpelier Perancis, 19 Januari 1798. Ia  merupakan bapak sosiologi, orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi (sociusdanlogos). Pengaruhnya besar sekali terhadap para teoritis sosiologi selanjutnya (terutama Hebert Spencer dan Emile Durkheim). Dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistic (statika sosial atau struktur sosial yang ada) dansocial dynamic (dinamika sosial atau perubahan sosial).
Sebagai social statistik, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Sebagai social dinamik, meneropong bagaimana lembaga-lembaga itu berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa. Landasan pendekatan Comte ialah teori evolusinya atau hukum tiga tingkatan. Ia menyatakan ada tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui dunia di sepanjang sejarahnya. Pertama, tahap teologis menekankan pada keyakinan bahwa kekuatan adikodrati, tokoh agama, dan keteladanan kemanusiaan menjadi dasar segala sesuatu. Kedua, tahap metafisik ditandai oleh keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukannya dewa-dewa personal. Ketiga, tahap positivistik yang ditandai oleh keyakinan terhadap ilmu sains. Manusia mulai cenderung menghentikan penelitian terhadap (Tuhan atau alam) dan dunia sosial guna mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya.
Dalam teorinya tentang dunia, Comte menyatakan bahwa kekacauan intelektual menyebabkan kekacauan sosial. Menurut pandangannya, kehidupan di dunia ini sudah cukup kacau, dan yang dibutuhkan dunia adalah perubahan intelektual. Ada beberapa aspek lain yang juga berperan penting dalam pengembangan teori sosiologi. Ia menyatakan bahwa kita harus memperhatikan struktur sosial dan perubahan sosial. Ia menekankan besarnya peran konsesnsus dalam masyarakat. Dan ia juga menekankan perlunya memahami teori abstrak dan melakukan riset sosiologi. Comte yakin sosiologi akhirnya akan menjadi kekuatan ilmiah dominan di dunia karena kemampuan istimewanya dalam menafsirkan hukum sosial dan melakukan reformasi yang bertujuan menyelesaikan masalah dalam sistem.
Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara berbagai masyarakat yang berlainan. Hasilkarya Comte yang terutama adalah :
  1. The Scientific Labors Necerssary for Reorganization of Society (1822);
  2. The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840);
  3. Subjective Synthesis (1820-1903).
3. Karl Marx (1818-1883)
            Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. Ia adalah seorang ahli filsafat sejarah Jerman. Marx hidup selama abad ke-19, yaitu saat kapitalisme merajai wilayah Eropa dan Amerika.
Marx yakin bahwa setiap manusia perlu bekerja di dalam dan dengan alam. Produktivitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang mereka miliki. Dengan kata lain manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Mereka perlu bekerja bersama untuk menghasilkan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk hidup. Melalui perjalanan sejarah, proses alamiah ini dihancurkan, dan mencapai titik puncaknya dalam kapitalisme. Kapitalisme pada dasarnya adalah sebuah struktur yang membuat batas pemisah antara seorang individu dan proses produksi, produk yang diproses dan orang lain, dan akhirnya juga memisahkan diri individu itu sendiri.
Dalam terminologi sarjana beraliran Marxist, tanaman produksi, pabrik baja, dan yang serupanya disebut sebagai alat-alat produksi, dan mereka yang menjadi pemiliknya disebut dengan kaum borjuis. Para pekerja yang menjual tenaganya untuk kaum borjuis itu disebut kaum proletar. Marx percaya bahwa setiap masyarakat kapitalis pada akhirnya akan terpecah oleh konflik antara kaum borjuis dan proletar.
Menurut Marx, kapitalisme di dalamnya memiliki penyebab-penyebab kerusakannya. Kaum borjuis memberi upah yang sangat rendah sehingga kaum proletar hampir tidak mungkin bertahan hidup. Marx memberi prediksi bahwa kehidupan para pekerja yang sengsara itu akan memberi penyadaran bahwa satu-satunya cara untuk keluar dari kesengsaraan itu adalah dengan bersatu dan melakukan revolusi. Marx juga percaya bahwa sifat dasar pekerja industri juga memberi kontribusi bagi kejatuhan kapitalisme. Marx yakin bahwa tragedi kapitalisme terjadi dengan cara bahwa suatu sistem mentransformasikan kerja dari sesuatu yang bermakna menjadi sesuatu yang tidak bermakna.
4. Emile Durkheim (1858-1917)
Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis 15 April. Dia adalah seorang sosiolog teoritis dan praktisi pendidikan. Durkheim fokus kepada kesatuan masyarakat.  Menurutnya, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial. Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas.
Ia membedakan antara dua tipe utama solidaritas: solidaritas mekanis, dan solidaritas organis. Lambat laun pembagian kerja dalam masyarakat semakin berkembang sehingga solidaritasmekanis berubah menjadi solidaritas organis.
Dalam The Rule of Sosiological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosial. Ia membayangkan fakta sosial sebagai kekuatan dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu. Ia  juga membedakan antara dua tipe fakta sosial: material dan nonmaterial. Ia menyimpulkan bahwa masyarakat primitif dipersatukan terutama oleh fakta sosial nonmaterial. Sedangkan masyarakat modern, kekuatan kesadaran kolektif telah menurun, pembagian kerja yang ruwet, yang mengikat orang yang satu dengan orang lainnya dalam hubungan saling tergantung. Dan dalam karyanya yang terakhir, The Elementary Forms of Religious Life (1912/1965) Durkheim yakin bahwa sumber agama adalah masyarakat itu sendiri. Dalam agama primitif  benda-benda seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang didewakan. Akhirnya Durkheim menyimpulkan bahwa masyarakat dan agama adalah satu dan sama.
Dalam masalah sosiologi, ia mengklasifikasikan pembagian sosiologi atas tujuh kelompok, yaitu:
1.      Sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia.
2.      Sosiologi agama
3.      Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi social,  perkawinan dan keluarga.
4.      Sosiologitentang kejahatan
5.      Sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja
6.      Demografi yang mencakup masyarakat pedesaan dan perkotaan
7.      Sosiologi estetika
Hasil karyanya yang terkemuka:
1.      The Social Division of Labor (1893)
2.      The Rules of Sociological Method (1895)
3.      The Elementary Forms of Religious (1912)

2.3  Teori Sosiologi Ekonomi
2.3.a Gambaran Umum Sosiologi Ekonomi
Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.
Tokoh utama dalam sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang merupakan manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada masyarakat luas. Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia internasional. Di Indonesia juga memiliki tokoh utama dalam ilmu sosiologi yang disebut sebagai Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan / Selo Sumarjan / Selo Sumardjan.














BAB III
ANALISIS

3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Pandeglang
Menurut sejarah pada tahun 1089 Banten terpaksa harus menyerahkan wilayahnya yaitu Lampung kepada VOC (Batavia).Saat itu Banten dipimpin oleh Sultan Muhamad menyusun strategi untuk melawan kekuasaan VOC. Sultan Muhamad menjadikan Pandeglang sebagai wilayah untuk menyusun kekuatan.Kekuatan kesultanan dipencar ke pelosok Pandeglang seperti di kaki gunung karang dan di pantai.
Pandeglang dalam percaturan sejarah Kesultanan Banten telah terbukti merupakan daerah yang strategis.Hal ini bisa terlihat dari berbagai peninggalan sejarah yang terdapat di wilayah Pandeglang. Semua itu tidak hanya membekas pada benda yang berwujud tetapi juga membekas pada kultur kehidupan masyarakat Pandeglang. Peninggalan sejarah Kesultanan Banten nampak dari seni budaya yang ada di Pandeglang. Misalnya, Pandeglang merupakan kota santri sebagai daerah historis, patriotis dan agamis. Julukan ini tidak serta merta timbul dengan sendirinya akan tetapi karena bentangan sejarah telah mencatatnya.
Berdasarkan staatsblad 1874 No. 73 ordonansi tanggal 1 Maret 1874 mulai berlaku 1 April 1874 menyebutkan pembagian daerah, diantaranya Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 9 (Sembilan) distrik atau kewedanan. Pembagian ini menjadi Kewedanan Pandeglang, Baros, Ciomas, Kolelet, Cimanuk, Caringin, Panimbang, Menes dan Cibaliung.Menurut data di atas, Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874 telah ada pemerintahan. Lebih jelas lagi dalam ordonansi 1877 Nomor 224 tentang batasbatas keresidenan Banten, termasuk batas-batas Kabupaten Pandeglang dalam Tahun 1925 Nomor XI. Maka jelas Kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri tidak di bawah penguasaan Keresidenan Banten.
Dari fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan, yaitu pada Tahun 1828 Pandeglang sudah merupakan pusat pemerintahan distrik.Pada Tahun 1874 Pandeglang merupakan kabupaten.Pada Tahun 1882 Pandeglang merupakan kabupaten dan distrik kewedanan.Pada Tahun 1925 Kabupaten Pandeglang telahberdiri sendiri.Maka pada Tanggal 1 April 1874 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Pandeglang.
3.2 Kondisi umum
Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten di Provinsi Banten yang memiliki kondisi terumbu karang yang masih baik jika dibandingkan kabupaten lainnya.Dasar hukum penetapan KKLD Kab.Pandeglang adalah SK Bupati Nomor 660/Kep.369-Huk/2007.
Provinsi                       : Banten
Kabupaten / Kota        : Pandeglang
Nama Kawasan           : Kawasan Konservasi Laut Pandeglang
Dasar Hukum              : Keputusan Bupati Pandeglang Nomor : 660/Kep.369 -      Huk/2007
Tipe Kawasan             : Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Luas Kawasan             : 7,391.00
Kategori IUCN           : VI
Garis Lintang              : 6021' - 7010' LS
Garis Bujur                  : 104048’ - 106011’ BT
3.3 Letak Geografis
Wilayah Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak antara 60 21' - 70 10'Lintang selatan dan 1040 48' - 1060 11' Bujur timur dengan luas daerah 2.747 km2 dan sebesar 29,98 persen dari luas Provinsi Banten.Luas wilayahnya 2.747 km², dan jumlah penduduknya 1,585 juta jiwa (2008).Kabupaten Pandeglang terdiri atas 35 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Pandeglang, yang berada di bagian utara wilayah kabupaten, Pusat perekonomian Kabupaten Pandeglang terletak di dua kota yakni Kota Pandeglang dan Labuan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang merupakan dataran rendah dan dataran bergelombang.Kawasan selatan terdapat rangkaian pegunungan.Sungai yang mengalir diantaranya Sungai Ciliman yang mengalir ke arah barat, dan Sungai Cibaliung yang mengalir ke arah selatan.


Description: http://bappeda.pandeglangkab.go.id/wp-content/uploads/2013/05/Kota-Pandeglang.jpg
 








Gambar Peta Kabupaten Pandeglang Banten

3.4 Aksesibilitas
Aksebilitas menuju kab.Pandeglang dapat ditempuh dengan Jalan darat menggunakan kendaraan pribadi ataupun umum. Kab.Pandeglang berjarak 111 KM dari Jakarta dengan waktu tempuh sekitar 2.5 Jam sampai 3 jam dari jakarta.

3.5 Efektivitas Kawasan
Informasi Tambahan   :Kabupaten yang berada di Ujung Barat dari Provinsi Banten ini mempunyai batas administrasi, sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang, sebelah Selatan berbatasan Samudra Indonesia, sebelah Barat berbatasan Selat Sunda, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak.Wilayahnya juga mencakup Pulau Panaitan disebelah barat, dipisahkan dengan Selat Panaitan, serta sejumlah pulau-pulau kecil di Samudra Hindia, termasuk Pulau Deli dan Pulau Tinjil.Semenanjung Ujung Kulon merupakan ujung paling barat Pulau Jawa.


Gambar  Pantai di Kawasan Pandeglang
3.6  Iklim
Suhu udara di Kabupaten Pandeglang berkisar antara 22,50C – 27,90C.Pada daerah pantai, suhu udara bisa mencapai 220C – 320C, sedangkan di daerah pegunungan berkisar antara 180C – 290C. Kabupaten Pandeglang memiliki curah hujan antara 2.000 – 4.000 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan 3.814 mm dan mempunyai 177 hari hujan rata-rata per tahun serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.010 milibar. Iklim di wilayah Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan Gelombang La Nina atau El Nino (Banten Dalam Angka, 2004).Saat musim penghujan (Nopember-Maret) cuaca didominasi oleh Angin Barat (dari Samudra Hindia sebelah Selatan India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan.Pada musim kemarau (Juni-Agustus), cuaca didominasi oleh Angin Timur yang menyebabkan Kabupaten Pandeglang mengalami kekeringan, terutama di wilayah bagian Utara, terlebih lagi bila berlangsung El Nino.
3.7 Kondisi Perairan
Kondisi Ekonomi Perairan
Di perairan Kabupaten Pandeglang terdapat penutupan karang keras yang bervariasi dari buruk sekali hingga baik. Kondisi terburuk ditemukan di Karang Kabua karena lokasi ini didepan pelabuhan perikanan dan banyak aktivitas manusia disekitarnya. Kondisi terbaik dapat ditemukan di 3 lokasi yaitu Pulau Liwungan, Pulau Badul dan Karang Badul dengan penutupan karang hidup diatas 60 %. Nilai CFDI (coral fish diversity index) di perairan Kabupaten Pandeglang sebesar 106 dengan estimasi total fauna sebanyak 338.745 spesies. Hal ini berarti perairan pandeglang memiliki keanekaragaman spesies yang termasuk kategori buruk (poor), namun di lokasi pengamatan Pulau Badul masih dalam kategori sedang.Rata-rata kelimpahan ikan karang secara keseluruhan sebesar 9.783 ind.ha-1. Di Pandeglang juga terdapat 7 situ yang luasnya 580 ha sebagai sebaran air di permukaan yang berfungsi sebagai sumber daya air di Kabupaten Pandeglang.
3.8 Lingkungan Laut
Lingkungan laut di Kabupaten Pandeglang  bagian barat, yang berbatasan dengan Selat Sunda. Selat Sunda disamping Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), juga merupakan perairan yang sangat menarik, sebab pada musim timuran, saat terjadi surut di Samudera Hindia akan terjadi pertemuan dua arus di Samudera Hindia dengan masa air laut dari Laut Jawa yang berbeda karakteristiknya. Pada pertemuan dua masa air laut ini biasanya diikuti oleh banyaknya ikan.
Pada musim baratan, curah hujan di DAS Ciliman yang bermuara ke Teluk Lada sangat besar, sehingga debit air yang mengalir ke Teluk Lada menyebabkan menurunnya salinitas air laut. Di pihak lain perairan seperti itu merupakan daerah subur bagi ikan-ikan yang hidup di perairan payau yang bermigrasi ke laut. Biota laut Selat Sunda relatif kaya (beragam) dan sangat spesifik.
3.9 Kondisi Sosial Ekonomi Budaya                                         
-          Mata Pencaharian
Sektor Pertanian merupakan sektor dominan
-          Potensi Perikanan
Potensi sumberdaya perikanan laut masih sangat terbuka untuk dilakukannya intensifikasi dan ekstensifikasi (pengembangan) produksi, mengingat Kabupaten Pandeglang memiliki panjang pantai 307 km yang membentang sepanjang pesisir Barat dan selatan kabupaten Pandeglang sampai perbatasan Malingping (kabupaten Lebak).Intensifikasi dan ekstensifikasi sumberdaya perikanan laut ini dapat dilakukan pengembangan industry pengalengan/penjemuran/pengeriangan ikan, optimalisasi fungsi Tempat Pelelangan Ikan (TPI).Pembangunan tembak dan hatchery.Demikian juga dengan pengembangan perikanan darat (air tawar) sebagai kegiatan substitusi dari usaha pertanian lahan basah (padi), disamping ketersediaan lahan budidaya dan sumber mata air yang cukup banyak.
3.10 Kondisi Masyarakat
Masyarakat di kabupaten Pandeglang di dominasi masyarakat pesisir yang  difokuskan pada kelompok nelayan dan pembudidaya ikan serta pedagang dan pengolah ikan. Kelompok ini secara langsung mengusahakan dan memanfaatkan sumberdaya ikan melalui kegiatan penangkapan dan budidaya. Kelompok ini pula yang mendominasi pemukiman di wilayah pesisir di seluruh Indonesia, di pantai pulau-pulau besar dankecil. Sebagian masyarakat nelayan pesisir ini adalah pengusaha skala kecil dan menengah. Namun lebih banyak dari mereka yang bersifat subsisten, menjalani usaha dan kegiatan ekonominya untuk menghidupi keluarga sendiri, dengan skala yang begitu kecil sehingga hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu sangat pendek.
Dari sisi skala usaha perikanan di kabupaten Pandeglang, kelompok masyarakat pesisir miskin diantaranya terdiri dari rumah tangga perikanan yang menangkap ikan tanpa menggunakan perahu, menggunakan perahu tanpa motor dan perahu bermotor tempel. Dengan skala usaha ini, rumah tangga ini hanya mampu menangkap ikan di daerah dekat pantai. Dalam kasus tertentu, memang mereka dapat pergi jauh dari pantai dengan cara bekerjasama sebagai mitra perusahaan besar. Namun usaha dengan hubungan kemitraan seperti tidak begitu banyak dan berarti dibandingkan dengan jumlah rumah tangga yang begitu banyak.
3.11 Mengentaskan Kemiskinan Masyarakat Pesisir
Berbagai program, proyek dan kegiatan telah dilakukan untuk mengentaskan nelayan darikemiskinan di kbipaten Pandeglang.Desa-desa pesisir
semakin hari semakin luas areanya dan banyak jumlahnya. Karena itu meskipun banyak upaya telahdilakukan, umumnya bisa dikatakan bahwa upaya-upaya tersebut belum membawa hasil yang memuaskan.
Salah satunya dengan motorisasi armada nelayan skala kecil, yaitu  program yang dikembangkan pada awal tahun 1980-an untuk meningkatkan produktivitas. Program motorisasi dilaksanakan di daerah padat nelayan, juga sebagai respons atas dikeluarkannya Keppres No. 39 tahun 1980 tentang penghapusanpukat harimau. Program ini semacam kompensasi untuk meningkatkan produksi udang nasional.
Namun ternyata motorisasi armada ini banyak gagal karena tidak tepat sasaran yaitu bias melawan nelayan kecil, dimanipulasi oleh aparat dan elit demi untuk kepentingan mereka dan bukannya untuk kepentingan nelayan. Akan tetapi program motorisasi ini juga membawa dampak positip, dilihat dari bertambahnya
jumlah perahu bermotor di banyak daerah di Indo-nesia. Saat ini bila ada program pemerintah untuk mengadakan armada kapal/perahu nelayan, atau bila
ada rencana investasi oleh nelayan, selalu pengadaan motor penggerak perahu menjadi permintaan nelayan.
 Program lain yang dikembangkan untuk mengentaskan kemiskinan adalah pengembangan nilai tambah melalui penerapan sistem rantai dingin (cold chain system). Sistem rantai dingin adalah penerapan cara-cara penanganan ikan dengan
menggunakan es guna menghindari kemunduran mutu ikan. Dikatakan sistem rantai dingin karena esensinya yaitu menggunakan es di sepanjang rantai pemasaran dan transportasi ikan, yaitu sejakditangkap atau diangkat dari laut hingga ikan tiba di pasar eceran atau di tangan konsumen.
3.12 Pendekatan Konservasi
Ø  Pariwisata
Kabupaten Pandeglang memiliki potensi pariwisata diantaranya sumber mata air panas Cisolong yang terletak di Kecamatan Banjar, situ Cikedal di kecamatan Cikedal, Pantai Carita yang terletak di Kecamatan Labuan, Kolam Renang Alam Cikoromoy di Kecamatan Mandalawangi, wisata Pantai Bama di Kecamatan Pagelaran, wisata Tanjung Lesung di Kecamatan Panimbang. Dari kabupaten ini juga menjadi pintu masuk menuju Taman Nasional Ujung Kulon yaitu melalui Kecamatan Panimbang yang merupakan batas timur dari taman nasional
Daerah pantai di Pandeglang Banten menjadi salah satu andalan di sektor pariwisata di daerah pulau Jawa, seperti Pantai Carita, Tanjung Lesung, Taman Nasional Ujung Kulon dan objek wisata lainnya. Pandeglang yang hampir setiap akhir pekannya selalu di jadikan primadona kunjungan wisatawan baik dari Banten maupun luar Banten,
Dengan jumlah penduduk sekitar 1.120.500 jiwa atau 12,45% dari total penduduk Provinsi Banten yang memiliki kultur masyarakatnya yang agamis, histories, dan patriotis, pemerintah setempat telah mampu mengembangkan perpaduan pembangunan di segala bidang seperti sector pertanian, perumahan, dan industri kecil untuk mengimbangi dan mendukung pesatnya perkembangan pariwisata.
Menyebut Pandeglang sebagai daerah yang memiliki potensi wisata, memang benar adanya. Pandeglang adalah sebuah kota kecil di Perbatasan Kabupaten Lebak dengan Kabupaten Serang bagian Barat, merupakan daerah  yang sampai saat ini masih alami. Belum banyak potensi alam yang disentuh dengan tangan manusia apalagi teknologi.Keaslian inilah yang merupakan aset Pandeglang untuk dapat berkembang menjadi daerah tujuan wisata. Di Pandeglang juga banyak ditemukan objek wisata bernuansa mistis yang memiliki nilai spiritual dan magis serta diyakini menyimpan kekuatan gaib. Adapun beberapa objek wisata yang dimaksud adalah Obyek Wisata Batu Quran.










BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
            Potensi sumberdaya perikanan laut masih sangat terbuka untuk dilakukannya intensifikasi dan ekstensifikasi (pengembangan) produksi, mengingat Kabupaten Pandeglang memiliki panjang pantai 307 km yang membentang sepanjang pesisir Barat dan selatan kabupaten Pandeglang sampai perbatasan Malingping (kabupaten Lebak). Intensifikasi dan ekstensifikasi sumberdaya perikanan laut ini dapat dilakukan pengembangan industri pengalengan/penjemuran/pengeriangan ikan, optimalisasi fungsi Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Pembangunan tembak dan hatchery. Demikian juga dengan pengembangan perikanan darat (air tawar) sebagai kegiatan substitusi dari usaha pertanian lahan basah (padi), disamping ketersediaan lahan budidaya dan sumber mata air yang cukup banyak.
4.2 Saran
            Potensi perikanan dan kelautan di kabupaten Pandeglang harus lah mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya perhatian di dalam segi pengelolaannya. Para petani ikan dan nelayan merasa perlu diberi penyuluhan untuk mendapatkan suatu cara pemanfaatan di kabupaten pandeglang yang benar. Di kabupaten Pandeglang jumlah penyuluh perikanan sangatlah kurang dan jika adapun itu bukan dari penyuluhan perikanan asli melainkan orang dari penyuluhan pertanian, hal ini harus lah menjadi titik perhatian dari pemerintah. Pemerintah seharusnya menambah jumlah penyuluhan perikanan yang betul-betul mengerti tentang perikanan.



 


 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007.http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/basisdata-kawasan-konservasi/details/1/77. Diakses pada tanggal 1 Maret 2014.Pada pukul 23.00 WIB.
Anonim, 2010.http://www.foxitsoftware.com.Diakses pada tanggal 1 Maret 2014.Pada pukul 23.00 WIB.
Antonim, 2002. http://www.dephut.go.id/Halaman/PDF/renstra02-06.pdf. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014.Pada pukul 22.04 WIB
Antonim, 2012. http://ahmadfatchur.blogspot.com/2012/12/definisi-sosiologi    menurut-para-ahli.html.  Di akses pada tanggal 5 Maret 2014. Pada pukul 20.00 WIB
Antonim, 2013. http://dheriot.blogspot.com/2013/09/lengkap-perkembangan-sosiologi-dan.html. Di akses pada tanggal 5 Maret 2014. Pada pukul 20.30 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar